Bagaimana jika aku menjamin padamu?
Bahwa tak ada yang mampu memberimu cinta terbaik selain aku.
Mungkinkah kamu memahami kesungguhanku?
Bagaimana jika kamu memberi kesempatan kepadaku?
Ada peyakinan yang sangat besar tentang arti bahagia.
Bahwa aku, satu-satunya yang paling tahu bagaimana menciptakan bahagia itu.
Hidup terkadang terlalu rumit untuk dipahami.
Perjalanan juga terlalu melelahkan untuk sekadar mencari.
Aku hanya ingin kamu tahu.
Ada lautan cinta yang pasti, sedang kamu memilih menanti segenggam harap.
Ada keberadaanku di sini, sedang kamu meratapi ketiadaan.
Jika waktu bisa meyakinkanmu setiap detiknya.
Sudah kupastikan tak akan ada ragu lagi.
Karena setiap tetes waktu yang berlalu,
adalah rasaku yang kian ingin, adalah harapmu yang tak pasti.
Entah...
Siapa yang boleh disebut bodoh?
Aku yang terlalu mencintai,
atau kamu yang terlalu sabar menanti?