Setiap orang memiliki motivasi dan alasan atas setiap tindakan yang dilakukannya. Dan saya pikir, itu tidak terkecuali untuk siapapun. Bukankah selalu ada sebab yang menjadi pendorong seseorang melakukan sesuatu? Pun soal keputusan, cinta, dan pilihan dalam hidup.

Hal tersebut yang kadang membuat saya meneguhkan satu sikap, yaitu 'toleransi'. Berpikiran terbuka dan mencoba menempatkan diri kita pada posisi orang lain lah yang pada akhirnya bisa membuat kita mengerti kenapa seseorang melakukan hal ini atau hal itu dalam hidupnya, bahkan untuk sebuah kesalahan sekali pun.

Bicara soal sebuah alasan―dan sesuai janji saya untuk ngasih sedikit bocoran tentang novel baru nanti, mungkin 'asalan' juga menjadi sebuah kata yang tepat untuk menarik garis besar masalah dalam novel (oh, maaf, kali ini novella) yang akan terbit setelah Before Us. Ini adalah novella, ya, sedikit lebih pendek dari novel. Tapi tidak sesingkat cerita yang ada di bayangan teman-teman. Cukup panjang. Dan, ceritanya menarik, tentang cinta (yang bagi sebagian orang tak butuh alasan) justru kali ini membutuhkan alasan untuk mempersatukannya. Ada hal-hal yang harus diperjuangkan demi cinta, ada pengorbanan, ada masa-masa dimana para tokoh di dalamnya kehilangan kepercayaan pada cinta. Ceritanya masih mellow, dan saya masih suka bermain dengan kata-kata yang puitis.

Novella ini merupakan proyek GagasDuet. Akan ada partner duet saya (masih dirahasiakan ya, and I'm really glad to be her partner in this writing project) yang juga menulis separuh buku untuk melengkapi GagasDuet ini. Sekarang ini baru masuk proses editing (kabar dari editor begitu). Jadi belum ada judul, tagline, cover atau pun sinopsis yang bisa di share.

Kalau tidak ada halangan, mudah-mudahan Agustus nanti sudah ada kepastian terbitnya dari penerbit. Dan semoga prosesnya juga lancar. Mari, kita tunggu saja bersama-sama :)