Kau selalu membicarakan tentang sepi.
Padahal aku selalu ada di sampingmu.
Kau mengeluhkan hidup dan mengatakan betapa lelahnya berjalan sendirian.
Kau bahkan tak sadar, aku tak pernah meninggalkanmu.
Kau kerap bercerita tentang harapan yang berganti menjadi angan.
Tentang mimpi yang pupus, dan esok yang tak pernah pasti.
Seolah tak ada aku yang bersedia ikut bersamamu.
Kau tak pernah sadar, aku lah harapan itu.
Kau meminta satu janji untuk dikabulkan, bagai menunggu kekasihmu yang tak ingkar untuk membangun seribu candi.
Kau lupa, hal-hal sederhana yang telah kuberi sekalipun tak kauminta.
Kau tak menganggap hal itu berarti.
Kau terus menunggu, dan aku mulai lelah untuk meyakinkanmu.
Kau selalu mengatakan seandainya tentang dia.
Dan aku mengungkapkan jika kepadamu.
Jika kau tak mengharapkan.
Jika kau tak menanti.
Jika kau melihat ke arahku saja.
Jika kau tahu...
Aku mampu menjawab semua tanyamu.
Aku mampu memberi yang kau butuh.
Namun kau tak tahu.
Dan kau tak mau tahu.
Menunggu membuatmu lupa.
Ada aku di sisimu...