Welcoming 2013 (resolusi, novel baru, dan achievement)

By Robin Wijaya - Januari 05, 2013




Awal tahun lagi. Mungkin sama halnya seperti yang teman-teman lain rasakan, betapa waktu berjalan begitu cepat. Saya masih ingat suara nyaring terompet dan kembang api yang menerangkan malam pergantian tahun 2011 menuju tahun 2012. Tapi beberapa hari lalu, hal serupa kembali terulang untuk menyambut pergantian tahun (yang sudah baru lagi).

Tahun berganti, umur bertambah (semakin tua ternyata). Dan tentunya ada sesuatu yang harus berubah di tahun 2013 ini. Bicara soal tahun baru, ini adalah sesuatu yang mulai saya lakukan sejak beberapa tahun terakhir. Ya, membuat resolusi. Seseorang pernah mengajarkan kepada saya bahwa cara terbaik untuk menggapai sesuatu selain berdoa dan percaya adalah dengan menuliskannya dan melihat ulang catatan tersebut secara berkala. Saya bukan tipe orang terencana yang melakukan segala sesuatunya dengan detail yang sangat baik. Tapi saya percaya kalau kita mengimani dan mengamini apa yang kita tulis sebagai harapan, pasti kelak akan terwujud

Sebagian yang saya tulis dan impikan tahun lalu sudah terwujud (it’s amazed me). Sebagian lainnya mungkin masih ditunda oleh Allah karena saya belum berusaha secara maksimal, atau bisa jadi saya belum siap. Sama seperti tahun lalu, tahun ini pun saya menuliskan sejumlah harapan dan perubahan untuk kesehatan, spiritual, pencapaian dalam karir dan pekerjaan, something yang personal, maupun yang berhubungan dengan orang-orang di sekitar saya. Saya percaya, perubahan yang baik bukanlah perubahan yang hanya ditujukan untuk diri sendiri, tapi juga untuk orang lain.

Oh ya, mengawali tahun baru ini, ada beberapa hal yang ingin saya bagi kepada teman-teman. Resolusi? Sudah dibicarakan tadi, dan semuanya saya simpan dalam binder khusus. Tulisan baru? Hmmm… saya sedang giat-giatnya membaca buku (novel, non-fiksi, atau apapun). Saya juga masih gemar mengumpulkan prosa pendek, puisi maupun penggalan kalimat serupa quote. Belum ada rencana untuk menerbitkan buku kumpulan puisi, dan belum ada kesempatan yang mampir pula. Tapi saya memang berniat akan menerbitkannya suatu hari. Yah… karena saya suka puisi kebetulan.

For my writing project, akan ada novel baru dari saya awal tahun ini. Novelnya tentang apa? Masih tentang cinta. Genrenya dewasa awal, dan kali ini ceritanya agak lebih sweet dan light dibanding Before Us atau Menunggu. Menulis novel ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi saya karena ini pertama kalinya saya menulis novel bersetting luar negeri dimana saya harus mendeskripsikan sebuah tempat dengan atmosfer, budaya, bahasa, bahkan aroma dan suara-suara di telinga yang berbeda dari yang sehari-hari saya lihat, dengar dan rasakan. Judul, sinopsis, dan covernya akan di-share jika sudah ada kabar kepastian dari penerbit. Ditunggu saja, dan semoga teman-teman suka nantinya.

Setelah novel ber-setting luar negeri ini, belum ada kepastian kapan saya akan merilis novel lagi. Karena sejujurnya saya belum punya stok naskah sama sekali yang akan dikirim ke penerbit. Mungkin, jeda rehatnya agak cukup panjang. Dan dalam jeda tersebut akan saya manfaatkan untuk promosi novel baru dan dua novel terdahulu, serta mengatur kesempatan agar bisa bertemu pembaca dalam diskusi buku, talkshow ataupun sejenisnya. Akan ada kuis dan giveaway juga nantinya. Dan mungkin event kecil-kecilan tentang menulis di pertengahan tahun.

Untuk teaching career. Hmmm… semoga yang saya impi-impikan sejak lama bisa terwujud tahun ini. Well… saya ingin sekali bisa mendapatkan tiket volunteer di sebuah sekolah autis di Singapore (doakan ya, hehehehe). Tahun lalu saya sudah berkesempatan untuk training dan study banding ke negara tersebut, sayangnya ijin pemerintah dan sekolah lokal di sana belum terbuka untuk orang asing masuk dan terlibat langsung dengan pengajaran anak autis dan anak-anak dengan kebutuhan khusus (dikarenakan secure system yang sangat ketat, dan ini sama sekali bukan program main-main). Jadi trip tahun lalu lebih banyak diisi dengan lihat-lihat, jalan-jalan, dan hunting buku import dan buku bekas.

Why sekolah autis? Ya, saya memang tertarik untuk mengajar anak-anak dengan kebutuhan khusus. Saya pernah mengajar anak autis usia 5, 6 dan 8 tahun. Meskipun sulit dan membutuhkan penanganan khusus, tapi saya sangat menikmati prosesnya. Saya mencintai anak-anak dan dunia mengajar. Bisa dibilang ini adalah passion saya selain working creative dan menulis. Untuk mendapatkan momentum tersebut, saya tengah menyiapkan diri untuk belajar banyak dan menerima kasus-kasus khusus di sekolah tempat saya bekerja. Sekali lagi, doakan ya…

Selain dua hal besar di atas, ada beberapa hal lainnya yang mungkin tidak bisa di-share semuanya karena akan kepanjangan, hehehehe. Tapi yang pasti, selain berdoa dan berdoa, belajar dan menantang diri untuk selalu berkembang akan menjadi prioritas utama tahun ini.

Semoga 2013 menjadi tahun yang baik untuk teman-teman semua. Usaha, niat dan doa selalu menjadi paduan yang tepat untuk mencapai apa yang kita inginkan. Dan… semoga sukses dalam pencapaian-pencapaian tersebut, teman-teman.

  • Share:

You Might Also Like

1 komentar