Gelas Kunang-Kunang

By Robin Wijaya - Agustus 24, 2014

I owe the picture here



Pada ketiadaan, apa yang sanggup kita hadirkan selain kenangan?

Siapa berkehendak menolak atau memilih mimpi? Dan kadang yang Tuhan pilihkan adalah sesuatu yang paling kita hindari.
Aku bermimpi lagi tentangmu semalam.
Aku sadar, mimpi hanyalah sebatas caramu menghubungiku.
Untuk menitip apa yang tak sempat kau pesankan. Atau sekadar menengok keberadaanku. Mencari tahu keadaanku.
Tapi tahu kah kau, apa yang paling kutakutkan dari mimpi?
Ketika aku terbangun, dan mendapati semuanya sudah berlalu.

Aku teringat tentang gelas kunang-kunang yang pernah kau berikan.
Waktu dimana hari kadung gelap ketika kita bermain di luar.
Kau tahu, aku tak pernah sanggup menggapai bintang. Maka kau hadiahkan cahaya lain.
Kunang-kunang yang kau simpan dalam gelas tertutup.
"Tahu, kenapa Tuhan menciptakan cahaya saat malam?" tanyamu, waktu itu.
Kubilang tak tahu.
Kau tersenyum. Kau menjawab, "Untuk menjaga kita. Agar kita tahu, dalam gelap sekalipun. Tuhan tak pernah pergi meninggalkan kita."
Dan kini aku tahu. Dalam kesepian pun, kau tak pernah pergi dariku.
Kau hadir, meski lewat mimpi yang akan segera terusir pagi.

Tak ada gelas kunang-kunang di kamarku saat ini.
Kau masih datang sesekali dalam mimpi.
Sebagian yang kupercayai, kau menjadi cahaya ketika hidup terlalu gelap bagiku.
Sebagian lainnya, aku percaya, kau yakin aku sanggup menciptakan cahaya sendiri.
Agar suatu saat nanti, ada hidup orang lain yang mampu kuterangi.



Untuk gelas kunang-kunang, dan kenangan masa kecil itu.
Untuk Alm Papa yang datang lewat sebatas mimpi.
Dan tetap dicintai...

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar