KOSONG

By Robin Wijaya - Juli 07, 2011


Pagi terlalu nyata. Ketika kita terjaga, rasa menguap tanpa jejak. Menanggalkan cinta disana, di mimpi saja.

Aku sebut ini 'jatuh cinta'.
Kata apa lagi yang pantas aku pilihkan untuk sebuah perasaan?
Kali pertama aku merasa ada gemuruh yang tak reda, aku tahu kalau kau telah menautkan sesuatu yang begitu sulit diingkari.
Kalau pun ini disebut takdir. Begitu kah cara Tuhan mempertemukan kau dan aku dalam sebuah kebetulan?
Meski sebenarnya aku tak pernah berharap kebetulan yang seperti ini. Atau malah kemudian, aku yang tak mampu berpaling.


Lalu hanya ada kita dan waktu yang berdetak cepat.
Nama, sesuatu yang disuka, pekerjaan, dan alamat hanya lah kata yang digulirkan demi mengulur kebersamaan yang lebih lama.
Ya, aku tahu, aku sadar, aku tak mau kau cepat pergi dariku.
Kalau kita masih bisa duduk bersama berhadapan dan mengobrolkan banyak hal. Itu berarti aku masih punya kesempatan untuk mengagumimu lebih lama lagi.


Hingga malam meredakan hari dan terang.
Mengantarkan kita pada batas yang tak pernah kita duga.
Aku cuma mengikuti naluri. Menyesap cinta yang tak pernah kukira demikian indah.
Kita larut. Kita luruh. Dan lelap.


Dan...
Pagimu hadir begitu nyata.
Melenyapkan gelap dan mimpi-mimpi semalam.
Aku meraba. Mencari sesuatu yang kujaga sejak semalam.
Tapi tak pernah ada.
Di setiap sudut yang kulihat, hanya ada kekosongan dan sisa-sisa cinta yang tak bisa kupegang.
Kemana kah?
Karena aku pikir. Semalam aku menemuimu disini.
Tapi semua yang kulihat tetaplah sama.
Aku duduk. Sendiri. Bahkan tempat ini begitu dingin, seolah tak pernah kau singgahi.
Kau hilang. Bahkan jejakmu menguap bersama angin.
Atau sebenarnya, aku memang tak pernah benar-benar bersamamu?

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar