Nostalgia
By Robin Wijaya - Mei 10, 2014
image source: instagram @robinbiewijaya
Tempat yang berbeda, nostalgia yang sama.
Aku menikmati setiap kenangan yang muncul kembali.
Kamu... kursi kosong di hadapanku telah menjelma kamu.
Bahagia yang tak sempat dititipkan hidup kepadaku.
Sedih yang terlalu lama tak kau ambil setelah pergi.
Ada suara yang sama yang kudengar.
Ketika telingaku menghangat, kupercaya doamu yang kau bisikkan dari jauh.
Aku membuka lagi ingatan lalu.
Aku tahu, waktu terlalu singkat meminjamkan kesempatan untuk kita.
Ini bukan tangis kenangan yang telah pergi.
Aku tak membenci.
Aku bersyukur.
Kelak, aku tahu kemana ingatan itu mesti berlari jika aku rindu.
Ruang yang pernah kau datangi. Di situ saja aku tak perlu merasa sepi.
Bukan kepergian yang menyebabkan sedih.
Sebab kutahu, kau hanya memberi jeda bagiku untuk merasa rindu.
Dan aku bahagia... telah diberi kenangan itu.
7 komentar
Tulisannya Mas Robin tetap mengharu biru penuh cinta dan rindu...
BalasHapusKalau saya tidak akan mau jika hanya diberi kenangan, dia juga harus ada disitu, mengenang kenangan bersama, bukan hanya memberi dan dia ternyata sudah pergi :)
terima kasih Annisa... terima kasih juga sudah setia membaca sejak... ah, sepertinya 3 tahun lalu.
Hapussemoga bahagiamu bersamanya ya :)
suka banget sama semua tulisannya bang robin,selalu ngena di hati
BalasHapusterima kasih jika demikian :)
Hapusaku selalu berkunjung ke blog ini bang dan aku selalu jatuh cinta setiap rangkain kata yang kau tuliskan :))
BalasHapusAku selalu jatuh cinta dengan puisi Kak Robin, sejak aku baca Puisi Seperti Senja pada novel Roma. Dan sejak itu, aku mulai menulis ulang puisi-puisi tersebut di buku. Sudah 4 buku terisi puisi-puisi dari banyak pengarang :) Aku tetap mencantumkan nama Kak Robin di situ. Aku tunggu puisi lainnya!
BalasHapusTerima kasih. Such a big compliment for me :)
Hapus