World Book Day 2015. Hari Buku di Sekolah untuk Kali Pertama.
Kami, 23 April 2015 kemarin, dunia dipenuhi dengan suka cita
menyambut Hari Buku Sedunia. Menurut artikel yang pernah saya baca, Hari
Buku Sedunia ini dirancang oleh UNESCO sebagai perayaan buku dan
literasi. Ada catatan sejarah kenapa tanggal 23 dipilihkan, yaitu
sebagai bentuk penghormatan untuk Miguel de Cervantes, seorang pengarang
yang meninggal dunia pada tanggal tersebut (belakangan saya tahu
tanggal tersebut juga merupakan tanggal kematian Shakespeare, Inca
Garcilaso de la Vega dan tanggal kelahiran Maurice Druon dan Vladimir
Nabokov). Indonesia sendiri baru mulai ikut merayakan Hari Buku Sedunia
pada tahun 2006. 11 tahun setelah tanggal tersebut dicanangkan oleh
UNESCO. Dan cara orang-orang (terutama pecinta buku) merayakannya pun
setiap tahunnya berbeda-beda.
Saya baru mulai masuk ke
dalam dunia kepenulisan dan penerbitan buku pada tahun 2012. Mengingat
di tahun tersebut social media tengah sangat marak, saya baru
benar-benar ngeh tentang hari buku tersebut. Setiap tahun,
biasanya saya mengikuti program yang dibuatkan oleh penerbit tempat saya
menerbitkan buku. Tak jauh dari seputar sharing pengalaman menarik
dengan buku, buku favorit yang pernah dibaca, atau buku apa yang sedang
dibaca, dan bisa juga mengenai perpustakaan dan lainnya.
Tahun
2015 ini, saya membawa atmosfer perayaan Hari Buku Sedunia ke
lingkungan sekolah tempat saya mengajar. Ditambah dengan kampanya
#PreferReading yang diusung oleh penerbit GagasMedia, saya pikir ini
akan jadi satu kegiatan yang menyenangkan.
Kami memulai
Hari Buku Sedunia dengan program 'Book as a Gift', dimana orang tua
menyiapkan hadiah buku untuk putera/ puterinya. Hadiah tersebut
dititipkan melalui wali kelas untuk diberikan di sekolah. Ya, Anda yang
pernah mendengar tentang perayaan di Catalonia (Spanyol) tentu tahu
tentang tradisi ini. Seperti itu lah kira-kira acaranya. Namun sebelum
buku dibagikan, anak-anak diajak untuk mendengar cerita tentang
bagaimana perjalanan sebuah buku dari masa ke masa.
Selalu ada hal menarik ketika menceritakan tentang sejarah. Seperti halnya ketika Hari Filateli kemarin, ekspersi penuh ingin tahun ketika diceritakan tentang buku-buku pertama yang dibuat oleh bangsa Sumeria sampai percetakan bangsa Cina dan Eropa menghadirkan gumaman-gumaman lucu dari anak-anak. Ada yang hanya ber-ohhhh panjang, sampai yang berkomentar 'aneh banget bukunya kayak kayu'. Barulah setelah cerita tentang sejarah buku selesai, satu persatu hadiah yang dititipkan orang tuanya, saya bagikan kepada mereka.
Tulisan ini juga dipublikasikan di blog: mr-robin.blogspot.com
0 komentar