Hari Baru - the new part of life

By Robin Wijaya - Oktober 16, 2011

Pagi lagi.
Senin lagi.
Hari yang baru lagi.

Gue masih curi-curi waktu sambil ngajar dan sambil ngerjain revisi novel yang belum kelar-kelar. Malam minggu kemarin, gue sampai begadang semalam suntuk di salah satu kafe yang buka 24 jam di daerah Senayan, buat ngerjain revisi ini sambil ditemenin 3 orang temen gue. Hasilnya lumayan banget, nyisahin 3 chapter tearkhir yang sekarang lagi gue cicil.

But, why I stop this worth project for a while and turn into my blog? Jawaban nomor satu adalah iseng. Nomor dua adalah mulai pegel ngetik dan mikir. Nomor tiga adalah wi-fi di kantor lagi kenceng banget (nggak penting ya, hahahaha), yang keempat adalah the latest chapter I write now is talking about new part of life si tokoh utama.

Pagi ini, sebelum mulai ngajar, gue sempet baca artikel yang ada di sekolah yang berjudul 'hidup baru setiap hari'. Artikelnya sederhana, cuma ngajarin kita kalo hidup itu nggak berakhir cuma karena hari berganti dari senin ke selasa, rabu dan seterusnya. Setiap hari, setiap kali kita bangun, setiap kali membuka mata, selalu ada something new yang udah nungguin kita. Nggak peduli apa yang terjadi kemarin, nggak peduli kegagalan kita dua hari yang lalu, nggak peduli kesalahan apa yang udah kita buat seminggu lalu. Setiap hari adalah hari baru dimana kita bisa memperbaiki segalanya, dan menggantinya dengan kualitas hidup yang lebih baik. Seperti yang terjadi dengan tokoh utama dalam novel yang lagi gue kerjain. He made a big-big-big mistake in his past and his marriage, which is kalo gue jadi isterinya mungkin juga berat banget buat gue maafin kesalahan si suami. Tapi si tokoh utama ini nggak nyerah, dia bilang ke isterinya, "kalo pun semuanya nggak bisa kembali seperti semula, paling nggak ijinkan aku untuk memulai sesuatu yang baru bersama kamu. The new part of us".

Nggak ada manusia yang bisa memaafkan dan melupakan kesalahan sampai seratus persen utuh. Sebesar apapun hati seorang manusia, melupakan sesuatu yang menyakitkan bakal jadi perkara besar yang sulit untuk dilakukan. Tapi, selalu ada kesempatan yang baru kan? Selalu ada awal, seperti pagi yang datang setelah malam pergi. Seperti hari yang baru setelah mimpi-mimpi yang tertanggal ketika kita bangun. And so is the life.

Well... masih di sela-sela waktu kerja. And I wish I could finish the novel soon. Udah nggak enak banget sama editor karena ngaret udah hampir dua minggu. Meskipun dia nggak nelepon-nelepon gue lagi, tapi nggak ditegor itu malah bikin jadi nggak enak sendiri loh.

And about the day...
Senin lagi. Awal yang baru lagi untuk minggu ini.
Hari baru lagi... untuk memulai, the new part of life...

  • Share:

You Might Also Like

2 komentar

  1. Hari baru, Semangat Baruuuuuuuu!!!

    Semoga 3 chapter yang tersisa segera selasaiiiii, dan siap saya baca lagi. Bersiap tenggelam lagi, hihi :D

    BalasHapus