Review: Novel "My Sister Keeper" by Jodi Picoult

By Robin Wijaya - Februari 26, 2012



Sebenernya udah lama banget baca buku ini. Tapi, yeah, gue emang jarang bikin review kecuali setelah gue baca buku tersebut sampai berkali-kali (dan ini yang terjadi dengan novel terjemahan yang satu ini).

Novel ini gue dapet dari Sinta dan termasuk novel yang agak susah dicari waktu itu (beberapa Gramedia bilang udah nggak re-stock), dan gue emang terlambat karena baru tahu setelah nonton filmnya. Bercerita tentang sebuah keluarga dengan seorang putrinya (Kate) yang menderita leukimia tipe APL (salah satu yang mematikan dan bisa memicu terjadinya komplikasi dengan penyakit lain, atau masalah dengan organ-organ tubuh yang penting). Masalahnya adalah, dari semua anggota keluarga tersebut, tidak satu pun yang memiliki kecocokan dengan presentase tinggi untuk menjadi donor bagi Kate. Alhasil, kedua orang tua mereka memutuskan untuk mempunyai anak lagi dengan rekayasa genetik sedemikian rupa sehingga si anak nanti bakal memiliki kecocokan struktur sumsum tulang belakang yang nyaris serupa dengan kakaknya.

Masalah datang ketika si anak yang dijadikan donor (Anna) beranjak remaja. Keinginan untuk memiliki kebebasan dan hak atas tubuhnya sendiri yang mendorong Anna menuntut orang tuanya lewat jalur hukum demi mendapatkan kebebasan tersebut. Terjadilah dilema dalam keluarga ini, antara sang Ibu yang berusaha mati-matian memperjuangkan kesembuhan Kate, dan Anna yang ingin didengar dan diberikan hak-hak manusiawinya.

Harus baca novel ini untuk tahu bagaimana endingnya. Karena pas baca pun, gue bener-bener nggak nebak 'ooohhhh... begitu toh yang sebenernya terjadi'. Well, agak pusing dengan POV orang pertama dengan hampir semua tokoh dalam novel ini menceritakan bagian mereka masing-masing. Tapi begitu mencapai ending dan gue manggut-manggut, 'kepusingan' itu gue anggap sebagai usaha penulis yang udah berusaha memberikan yang terbaik dalam novelnya.

Kalo kamu udah nonton filmnya, tetap harus baca novelnya. Karena dialog dan monolog di novelnya menurut gue lebih berbobot dan ngena, walaupun bahasa gambar di film saat Kate akan meninggal juga berhasil bikin Nyokap sama Kakak gue meleleh (ya, kita emang biasa nonton drama rame-rame, karena kalo nonton sendirian pasti gue ketiduran). Mungkin buku ini udah agak jarang di display di rak buku Gramedia, tapi di on-line shopping masih banyak kok. Selamat membaca :)

  • Share:

You Might Also Like

1 komentar

  1. Nice review, tapi sedikit masukan aja, peringatkan pembaca kalau isi resensinya mengandung spoiler, karena jadinya ngga adil untuk temen2 yang belum baca, kan.

    BalasHapus