Secret Admirer - UnforgotTEN GagasMedia

By Robin Wijaya - Juli 04, 2013



Saya adalah seorang pembaca, yang diam-diam jatuh cinta pada novel-novel yang diterbitkan oleh penerbit yang sekarang menerbitkan novel-novel saya.

Saya sudah mengenal GagasMedia sejak tahun 2007, ketika GagasMedia masih rajin menerbitkan novel-novel adaptasi dari film. Kakak saya yang awalnya memperkenalkan buku-buku dengan logo oranye-hitam yang ditulis lengkap lowercase 'gagasmedia'. Buku-buku mereka fresh, itu pendapat saya. Dan hal itu juga yang kemudian membuat saya memutuskan menulis novel dan mengirimnya ke redaksi GagasMedia dengan hasil ditolak!

Setelah penolakan yang sukses itu, saya berpikir kalau mungkin tidak akan menulis novel lagi. Hampir dua tahun lamanya saya juga lebih banyak membaca artikel dan buku-buku motivasi. Bukan karena dendam loh ya, kebetulan penyumbang buku bacaan di rumah (maksudnya kakak saya) juga sedang beralih ke majalah. Dan buku-buku referensi di perpustakaan sekolah kebanyakan menyediakan non-fiksi. Meski pada akhirnya saya kembali mencari bacaan yang bisa saya baca saat santai atau liburan, dan pilihan saya kembali pada buku-buku terbitan GagasMedia.

Saya adalah pembaca GagasMedia. Bukan cuma pembaca, tapi juga penggemar. Sebagai penggemar, saya seringkali secara diam-diam membaca artikel dan cerpen di blognya, melihat-lihat penulis dan buku baru melalui websitenya, dan kemunculan facebook yang 'memperkenalkan' saya dengan awak GagasMedia (lagi-lagi secara diam-diam). Saya senang melihat interaksi dan obrolan nyeleneh antara editor dengan penulis-penulisnya, saya suka ketika kru yang satu bercerita tentang kru yang lainnya. Mungkin terkesan tidak serius sebagai pekerja kantor, tapi justru memberikan kesan hangat dan ramah, dan secara tidak langsung menarik perhatian saya untuk berada dalam lingkaran mereka kelak. Saya sadar, saya sudah jadi penggemar GagasMedia sejak saat itu.

Di tahun 2010, seorang teman memberi tahu saya kalau GagasMedia mengadakan kompetisi menulis 100% Roman Asli Indonesia. Tanpa stok novel yang sudah ditulis, saya bilang kalau belum waktunya saya punya karya bersama GagasMedia. Lagipula saya belum yakin kapan akan menulis lagi. Tapi pada akhirnya, saya tertarik juga, kan? Saya membongkar file dalam laptop dan mencari-cari ide. Saya hanya punya belasan cerpen dan tidak mungkin merombak naskah lama yang sudah ditolak. Dengan metode asal pilih dan menebak-nebak keberuntungan 'ah mungkin ini yang bakal disukai juri' saya pun mengambil dua cerpen yang kemudian saya tulis ulang menjadi novel. Kedua naskah tersebut saya kirim ke kompetisi 100% Roman Asli Indonesia, dan salah satunya kemudian terbit menjadi Before Us, novel pertama saya bersama GagasMedia.

Ada perasaan senang, terharu, bangga,  dan berbagai perasaan suka lainnya ketika mengetahui novel saya akan terbit. Ketika naskah saya ditangani editor (Christian Simamora), dibuatkan cover oleh Jeffri Fernando, diperindah dengan layout dan di-proofread oleh teman-teman redaksi yang lain, saya percaya kalau mereka adalah orang-orang terbaik yang GagasMedia sediakan untuk saya. Sulitnya mengerjakan revisi, bolak-balik berkirim email hasil editan, juga melihat pilihan-pilihan cover yang disediakan bahkan sampai ikut nongkrong di kubikel GagasMedia untuk finalisasi novel adalah sebuah pengalaman yang menyenangkan.

Ini tahun kedua saya bekerja sama dengan GagasMedia. Tiga novel sudah yang saya terbitkan dan satu yang terbaru direncanakan akan terbit pada tahun ini. Saya tidak menyangka akan berada di titik ini. Ketika dulu saya hanya bisa melihat nama-nama penulis yang saya kagumi berada di cover buku dengan logo 'g' di pojok kanan, ternyata kini saya menjadi salah satunya. Saya juga mengalami fase belajar bersama GagasMedia. Mendengarkan masukan dari editor, menambah terus daftar buku bacaan, belajar tepat waktu (oalaahhh... ini susah banget ya), disksusi, menyampaikan ide dan mengolahnya, dan banyak hal lainnya. Saya senang, redaksi selalu terbuka pada ide dan kreatifitas yang ingin dikembangkan penulis. Dari satu novel ke novel berikutnya saya selalu merasakan progress dan kemampuan mengeksplorasi ide untuk menjadi lebih baik dan menarik. Bahkan VERSUS (novel keempat saya) adalah sebuah langkah berani dimana kami (saya dan redaksi) mencoba sebuah genre yang sedikit melenceng dari pakem novel-novel GagasMedia pada umumnya.

Terima kasih GagasMedia. Christian Simamora yang sampai hari ini saya anggap sebagai salah satu yang paling berjasa sebagai guru menulis sekaligus memaksa ide pecah dari kepala. Jeffri Fernando yang sudah mendesign Before Us dan Roma, sebuah visualisasi yang mengagumkan. Nisa untuk cover Menunggu yang terasa hangat. Mbak Windy untuk kesempatan belajar yang diberikan. Em, yang selalu mau mendengarkan keinginan penulis dan membantu menyediakannya. Michan yang memberikan pandangan dengan cermat. Juga Resita, Mbak Alit, Mbak Gita, Iwied, Ibnu, Landi, Echa yang selalu menyediakan ruang senyaman rumah.

Saya masih jadi pembaca GagasMedia, menjadi penggemarnya... Dan jika terus ada kesempatan saya masih akan memercayakan anak-anak saya untuk lahir bersama mereka.

Selamat Ulang Tahun GagasMedia...
sekian dan terima peluk :p

  • Share:

You Might Also Like

3 komentar

  1. Wah, berawal dari secret admirer akhirnya jadi penulis GagasMedia. Menyenangkan sekali. Ditunggu novel terbarunya, ya.

    BalasHapus
  2. roma masuk salah satu buku yang bakal aku baca, hehe. ditunggu karya-karya berikutnya ya, kak ^^

    BalasHapus
  3. *Poppy: yep, awalnya memang begitu :)

    *Ila: terima kasih Ila, semoga suka dengan ROMA :)

    BalasHapus